Surabaya – Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Kabupaten Sidoarjo secara serentak mengikuti workshop praksis konseling adiktif. Konseling adiktif sendiri merupakan suatu model konseling yang diampu guru Bimbingan Konseling Profesional kepada  peserta didik yang teridentifikasi mengalami masalah tertentu yang bersifat kecanduan. Sebanyak 34 perwakilan sekolah setingkat SMA baik negeri dan swasta dengan jumlah peserta 70 orang, mendapatkan pelatihan secara khusus (32 Jam) di ruang teather gedung Pascasarjana, pada pagi kemarin 6-8 November 2023.

Narasumber dari pengurus ABKIN Jawa Timur, Dr Hartono MSi dalam penyampaian awal materinya memberikan gambaran bahwa alur pikir identifikasi masalah dan layanan bimbingan konseling. Kebutuhan konseling peserta didik, meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier. Kemudian bentuk layanan utamanya adalah berupa konseling secara individual, kelompok, bimbingan kelompok dan bimbingan klasikal. “Sebagai guru BK profesional, harus melengkapi setiap layanan dengan perangkat RPL, materi, media, LKP dan instrument untuk evaluasinya” terang Pak Hartono.

Bahkan dalam workshop ini juga disampaikan beberapa strategi-strategi dalam konseling. Seperti freudian, behavior, humanistic, transaksional, interaksional, feminis, gestalk. “Mari kita kaji terapi gestalt yang merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang berpusat pada peningkatan kesadaran, kebebasan, dan pengarahan diri seseorang. Ini adalah bentuk terapi yang berfokus pada saat ini dan bukan soal pengalaman masa lalu” imbuh Pak Hartono yang juga rektor Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

Sambutan dari peserta diwakili oleh Ketua MGBK SMA/SMK/MA negeri dan swasta Kabupaten Sidoarjo. Yupiter Sulivan MPSi memberikan ulasan bahwa pentingnya meng-upgrade ilmu-ilmu para guru BK SMA ini. Ucapan terima kasih kepada universitas Adi Buana yang setiap tahun selalu memberikan pembekalan kepada para guru BK dengan ilmu-ilmu terbaru. Bahkan ketua MGBK tersebut juga berpesan untuk keberlanjutan Kerjasama dengan Unipa Surabaya selalu lebih ditingkatkan, siapapun nanti pengurus MGBK yang akan datang.

Pemateri juga menekankan bahwa guru BK professional pedomannya adalah Permendiknas nomor 27 Tahun 2008 bahwa ekspektasi kinerja konselor dalam menyelenggarakan pelayanan ahli bimbingan dan konseling senantiasa digerakkan oleh motif altruistik, sikap empatik, menghormati keragaman, serta mengutamakan kepentingan konseli, dengan selalu mencermati dampak jangka panjang dari pelayanan yang diberikan. Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan profesional sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah dari kiat pelaksanaan pelayanan profesional bimbingan dan konseling. (*)