Kesehatan

March 14, 2014

(Image courtesy of Michal Marcol / freedigitalphotos.net)
Oleh: dr. Sutopo Widjaja, MS

Ar, 13 tahun, siswa SMP, diantar orang tua berobat ke Puskesmas dengan keluhan sudah 4 hari demam. Demamnya terutama terjadi di sore dan malam hari, suhu tubuh pagi hari normal-normal saja. Ar sudah di beri obat warung, namun belum ada perbaikan. Ar juga mengeluh pusing, lemas dan sudah 4 hari tak BAB. Setelah pemeriksaan dokter menduga Ar sakit demam tifoid, dan disarankan tes darah di laboratorium dulu.

Apakah Demam Tifoid ?

Demam tifoid atau tiphus adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman golongan Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi. Demam tifoid termasuk kelompok penyakit menular yang dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah.

Diperkirakan tiap tahun terjadi 21 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia, terutama pada kelompok usia 5 – 19 tahun dengan angka kematian sekitar 200.000 kasus per tahun.

Bagaimana Seseorang Tertular Demam Tifoid ?

Demam tifoid ditularkan melalui makanan/minuman dan air yang telah terkontaminasi secara tidak langsung antara lain oleh lalat lewat tinja atau air seni penderita yang mengandung kuman Salmonella. Kuman yang masuk usus dan berkembang akan berpindah ke darah lalu menyebar ke kelenjar getah bening, hati, kandung empedu, limpa, ginjal, paru dan organ tubuh lain.

Sekitar 3 – 5 % penderita, walaupun sudah tanpa gejala, kuman Salmonella tetap bertahan dan berkembang dalam saluran pencernaan (karier). Karier berpotensi menyebarkan kuman lewat tinja sehingga menjadi sumber penularan.

Apa Gejala Demam Tifoid ?

Masa inkubasi demam tifoid sekitar 5 – 14 hari. Tidak semua yang terinfeksi kuman Salmonella akan memberi gejala. Gejala damam typoid yang sering dikeluhkan penderita ialah :

  • Demam, pada awalnya naik turun kemudian menjadi stabil (39-40 derajat Celcius).
  • Sakit kepala.
  • Sakit perut.
  • Susah BAB atau diare.
  • Tak nafsu makan.
  • Kembung, mual-muntah.
  • Lemas.
  • Pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegali).

Bagaimana Mendiagnosis Demam Tifoid ?

Untuk menegakkan diagnosis demam tifoid, selain riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik, dokter akan menganjurkan pemeriksaan penunjang antara lain :

  • Tes darah : antara lain Widal, Typhidot.
  • Biakan kuman dari darah, tinja dan air seni.

Apakah Komplikasi Demam Tifoid ?

Bila tidak cepat ditangani maka demam tifoid berisiko terjadi komplikasi antara lain :

  • Perdarahan usus.
  • Robekan/perforasi usus.
  • Radang selaput perut / peritonitis.
  • Radang pankreas (pankreatitis).
  • Gagal ginjal.
  • Shock.
  • Gangguan fungsi saraf : delirium sampai koma.

Bagaimana Pengelolaan Demam Tifoid ?

Langkah-langkah pengelolaan demam tifoid meliputi :

  • Istirahat / tirah baring terutama bila demam masih tinggi.
  • Diet, makanan lunak antara lain bubur.
  • Medikamentosa/obat :
    • Obat untuk turunkan demam antara lain parasetamol, ibuprofen.
    • Antibiotik untuk menghilangkan/menghambat pertumbuhan kuman antara lain kloramfenikol, Tiamfenikol, Ciprofloksasin dan sebagainya.

Bagaimana Mencegah Demam Tifoid ?

Demam tifoid dapat dicegah dengan :

  • Menjaga kebersihan tangan sebelum makan/minum.
  • Menjaga higienis makanan/minuman, hindari makanan atau minuman mentah.
  • Pilih makanan/minuman yang matang/panas.
  • Menjaga sanitasi lingkungan.
  • Menghindari karier sebagai pengelolaan makanan/minuman.
  • Vaksinasi.

Bagaimana Prognosis Demam Tifoid ?

Dengan pengelolaan dini, umumnya demam akan turun dalam waktu 2 – 4 hari dan sebagian besar penderita akan sembuh sempurna dalam waktu 7 – 10 hari.

Pada kasus yang tidak cepat dikelola angka kematian sekitar 10 – 30%, sedangkan dengan pengobatan yang akurat angka kematian dibawah 1%. Risiko terjadi karier (pembawa kuman tanpa keluhan) tetap ada sehingga perlu dipantau secara berkala.

Sumber Asli bisa di klik disini : dokita.co


Berita Terbaru
Kategori Berita
Kemitraan Internasional
Monash University Universiti Teknologi Mara Hutech University of Technology International Cultural Communication Center Malaysia Maejo University Thepsatri Rajabhat University USSH Saint Louis University Institut Pendidikan Guru
Copyright © 2023 by Universitas PGRI Adi Buana Surabaya