Surabaya - Pendidikan Profesi Guru Sekolah Pascasarjana universitas PGRI Adi Buana Surabaya menggelar Yudisium dan Sumpah Profesi PPG Pra Jabatan Gelombang II Tahun 2023 pada Sabtu (23/11/2024) di Gelora Hasta Brata Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Sebanyak 126 Mahasiswa PPG diyudisium sekaligus di sumpah untuk dapat menyandang gelar .Gr di belakang nama mereka. Acara yang dimulai pada pukul 13.00 WIB ini sendiri berlangsung dengan khidmat, diselingi hiburan pada beberapa kesempatan menjadi warna tersendiri pada acara yang juga menghadirkan para orang tua dan keluarga Yudisiawan ini.
Selain jajaran petinggi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya mulai dari Rektor, Wakil Rektor, Kepala direktur hingga Dekan dan Kaprodi, acara ini juga turut mengundang Ketua PGRI Kota Surabaya, Dra. Agnes Warsiati, M.Si. yang turut memberikan sambutan dan ucapan selamat untuk para Yudisiawan, "Selamat untuk kalian semua, Semoga hari ini menjadi awal langkah kalian menjadi guru profesional, Guru yang amanah untuk menyongsong Generasi Emas Indonesia." ujarnya.
Prof. Dr. Hartono, M.Si, rektor Universitas PGRI Adi Buana Surabaya sendiri dalam sambutannya juga merasa bangga para yudisiawan telah sampai pada tahap akhir ini "Sedari awal, kalian telah memilih kampus Adi Buana sebagai tempat kalian menimba ilmu di jenjang PPG ini, tentu kami bangga karena telah telah berupaya memberikan yang terbaik dari sisi layanan dan fasilitas, semoga kalian dapat menjadi Guru Profesional yang bisa memberikan dampak dan mendidik generasi penerus bangsa dengan optimal.".
Perwakilan yudisiawan yang berasal dari Bidang Studi Matematika Muhammad Aldi, S.Pd., Gr. sendiri juga mengamini apa yang disampaikan oleh Rektor Adi Buana "Kami difasilitasi dengan baik oleh kampus, serta lingkungan kampus juga sangat-sangat mendukung untuk proses belajar yang optimal, kampus ini luas fasilitasnya juga luar biasa, Harapan saya semoga saya dan teman-teman nanti dapat terus mengikuti perkembangan siswa serta zaman dalam mengajar."
PPG Adi Buana pada kesempatan ini juga membuktikan bahwa proses mencetak lulusan juga diperlukan daya dan upaya yang optimal, tidak hanya sebatas mengajar, namun juga memberikan layanan humanis serta optimal demi tercapainya rasa nyaman bagi para mahasiswa.