Surabaya (Berita Kampus) – Apel akbar yang digelar di graha Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dihadiri langsung oleh Ketua Umum PB PGRI dan Ketua PGRI Provinsi Jawa Timur. Pembukaan kegiatan ini sangat meriah dengan diawali tarian Sparkling Surabaya persembahan guru SD dan SMP, SMA, SMK se-kota Surabaya. Pengurus Cabang Khusus dari Universitas PGRI Adi Buana Surabaya beserta dosen yang menjadi undangan juga hadir membersamai acara tersebut. Prof Dr Unifah Rosyidi MPd selaku ketua umum nampak melambai-lambaikan tangan untuk menyapa seluruh peserta yang diperkirakan hampir 19 ribu, pada pagi ini Sabtu (23/11).
Sejarah singkat PGRI juga ditayangkan dalam acara tersebut, dimulai dari sejarah berdirinya PGRI berawal dari masa penjajahan Belanda. Pada 1912, berdiri organisasi perjuangan guru-guru pribumi bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi ini beranggotakan guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Kemudian pada tahun 1932 nama (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Namun pada zaman Jepang, PGI terpaksa tidak dapat melakukan aktivitas karena banyak sekolah yang ditutup. Setelah Kemerdekaan Indonesia, para guru menyelenggarakan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 Agustus 1945 di Surakarta. Kurang lebih 5 menit tayangan tersebut menjadi suguhan para peserta Apel Akbar.
Ketua PGRI Jawa Timur, Drs H Djoko Adi Walujo ST MM DBA dalam sambutannya beliau menyampaikan terima kasih pada pengurus seluruh kabupaten dan kota yang sudah berupaya keras meramaikan kota Surabaya dalam perayaan kali ini. “Guru memiliki pemikiran terdepan dan terdalam, untuk membuat Jawa Timur semakin maju terutama dalam pendidikan. Saya menitipkan 3 hal kepada calon pemimpin PGRI di Jawa Timur. Pertama pemimpin yang jujur (honesty), Kedua pemimpin yang memiliki tingkat keikhlasan (sincerity), Ketiga pemimpin yang memiliki kesantunan (modesty),” terang Djoko.
Beliau juga memberikan gambaran bahwa pemimpin yang mengabdikan dirinya dengan keikhlasan dan bekerja secara profesional sangat dibutuhkan, tentunya PGRI harus bisa membangun kesejawatan sekaligus PGRI harus terhormat.
Ketua umum PB PGRI, Prof Unifah lebih banyak memotivasi para peserta apel akbar, bahwa PGRI akan selalu berjuang untuk para guru. Beliau juga menyampaikan undang-undang perlindungan guru, diperluas menjadi undang-undang perlindungan guru dan dosen, yang harapannya dapat melindungi sekolah dari segala tindak kekerasan.
Prof Unifah juga banyak membahas tentang guru PPPK, berharap para guru yang diangkat PPPK dari sekolah swasta dikembalikan pada sekolah asal, untuk tetap menjaga kualitas sekolah tersebut. “Kami menginginkan semua yang telah terdata, semua yang telah berjuang untuk terangkat menjadi guru PPPK, mengingat semuanya telah berjuang untuk mendidik anak bangsa ini,” ujar Prof Unifah
Ketua Umum sangat berterima kasih atas terselenggarannya acara Apel Akbar di Jawa Timur, beliau juga meminta kepada jajarannya untuk membuat laporan kegiatan ini berupa video, yang akan disampaikan kepada Guru Internasional, dibagikan kepada 198 negara supaya mengetahui bagaimana kegigihan para guru-guru di Indonesia. Selamat Hari Guru Nasional tahun 2024 dan selamat Hari Ulang Tahun Ke-79 PGRI, Guru Bermutu-Indonesia Maju. (*)