Olah Raga

February 28, 2013

JAKARTA – All England 2013 akan digelar pada 5-10 Maret mendatang. Seperti negara-negara partisipan umumnya, Indonesia pun menyiapkan para pemain terbaiknya demi turun dalam kekuatan penuh pada turnamen yang telah berlangsung sejak 1899 silam itu.

Turnamen yang akan digelar di Birmingham, Inggris ini menjadi yang terberat dalam tur Eropa tahun ini. Pasalnya, tingginya gengsi turnamen All England otomatis akan menjadikan setiap negara tidak main-main mengirim utusan pada turnamen yang kini memasuki penyelenggaraan ke-99 itu.

Lantas bagaimana dengan peluang Indonesia pada gelaran tersebut? Akankah bendera Merah-Putih berkibar dan lagu Indonesia Raya berkumandang di tanah Ratu Elizabeth itu?

Ajang Jerman Open Grand Prix Gold 2013 menjadi laga pemanasan bagi para wakil bangsa yang akan berjuang di ajang All England yang hanya tinggal menghitung hari.

Trofi All England di sektor tunggal Putra, untuk yang terakhir kalinya diraih Indonesia melalui Heryanto Arbi pada tahun 1994 silam! Sejak saat itu, Indonesia dapat dikatakan puasa gelar, hanya pada tahun 2002 lalu Indonesia berhasil masuk final meski harus gagal karena dibekuk tunggal China, Chen Hong.

Padahal medio 1970-an, Indonesia digdaya di sektor tunggal putra. Ialah Rudy Hartono yang mencatatkan namanya dengan tinta emas sejarah badminton dunia dengan rekornya delapan kali juara.

Rekor yang juga tercatat dalam Guiness Book of World Records pada tahun 1982 tersebut tentu saja sangat membanggakan bagi Indonesia, dan hingga kini belum ada seorang pemain pun yang dapat mematahkan rekor Rudy Hartono itu.

Lantas bagaimana dengan sektor tunggal putri Indonesia? Usai Susi Susanti yang mempersembahkan gelar All England pada tahun 1994, Indonesia seolah tak lagi memiliki srikandi yang mumpuni.

Menilik hasil drawing situs resmi Badminton World Federation (BWF), para Srikandi Indonesia tampaknya akan sedikit kesulitan untuk meraih trofi All England tahun ini. Pasalnya, dua tunggal putri tanah air, Lindaweni Fanetri dan Aprillia Yuswandari akan langsung mendapat tantangan berat pada babak pertama.

Lindaweni akan berjumpa dengan unggulan tiga tunggal putri asal China, Wang Yihan. Sementara Aprillia akan menghadapi unggulan empat asal Jerman, Juliane Schenk pada partai perdananya.

Nama baik Yihan dan Schenk di dunia badminton tidak bisa dianggap remeh. Sebab kedua pemain bukan hanya kaya akan pengalaman, namun juga memiliki sederet prestasi dari berbagai turnamen yang telah mereka dilakoni.

Meski baru berusia 25 tahun, namun Yihan pernah dinobatkan sebagai pebulutangkis nomor satu dunia, dan saat ini menempati urutan ketiga dunia. Dan Schenk yang kini berusia 30 tahun, berada di bawah Yihan, atau posisi empat dunia.

Namun, keberuntungan sedikit menaungi tunggal putri Indonesia lainnya. Ialah Ardiyanti Firdasari yang dipastikan takkan menemui hambatan di partai pertamanya yang akan bertemu dengan pemain nonunggulan asal Thailand, Nichaon Jindapon.

Beralih ke sektor ganda putra, sejak kemenangan pasangan Sigit Budiarto/Candra Wijaya tahun 2003 silam, Merah Putih tak jua berkibar. Meski Indonesia memiliki sejumlah pasangan ganda putra ternama, namun mereka seolah tak berdaya berlaga di pentas tahunan ini.

Senada dengan tunggal putri, pasangan Tim Garuda Angga Pratama/Ryan Agung Saputra pun akan langsung menjalani partai berat. Ya, pasangan muda Indonesia itu akan menghadapi unggulan satu asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen.

Ganda putri? Sepertinya sulit untuk diharapkan! Pasalnya, sejak 10 tahun terakhir, sektor ini masih dikuasai pasangan ganda putri China. Sembilan trofi All England diraih oleh ganda putri China dan satu untuk ganda putri Korea Selatan.

Mungkin di All England tahun ini, Indonesia akan kembali bertumpu pada sektor ganda campuran. Mengingat tahun lalu, pasangan Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil menyumbangkan satu medali untuk Indonesia. Pasangan ganda campuran ini pun diharapkan dapat mempertahankan gelar mereka pada tahun ini.

Kendati faktanya demikian, namun bukan hal mustahil bagi Indonesia meraih prestasi di kejuaraan bergengsi tahun ini. Doa dan dukungan segenap masyarakat Indonesia amat sangat dibutuhkan untuk para putra putri bangsa yang akan berjuang mengharumkan Indonesia.
(rin
original link : klik disini


Berita Terbaru
Kategori Berita
Kemitraan Internasional
Monash University Universiti Teknologi Mara Hutech University of Technology International Cultural Communication Center Malaysia Maejo University Thepsatri Rajabhat University USSH Saint Louis University Institut Pendidikan Guru
Copyright © 2023 by Universitas PGRI Adi Buana Surabaya